Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Dalam bahasa
inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah
Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip
dengan sisik ular. Akan tetapi asal usul salak yang pasti belum
diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia,
khusunya di Bali yang terletak di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang,
Kabupaten Karangasem. Di Desa Pempatan, sebagian besar penduduk
berprofesi sebagai petani di mana salah satunya adalah petani salak. Hal
ini dikarenakan iklim dan tanah Desa Pempatan yang cocok untuk ditanami
pohon salak. Selain itu salak juga memberikan keuntungan lain bagi
petani salak, yaitu karena duri-duri pohon salak hampir tak tertembus,
rumpun salak kerap ditanam sebagai pagar. Demikian pula,
potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap
digunakan untuk mempersenjatai pagar, atau untuk melindungi pohon yang
tengah berbuah dari pencuri, helai-helai anak daun dan kulit tangkai
daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah
duri-durinya dihilangkan lebih dahulu. Serta untuk pengobatan seperti
untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan salak akan
menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah. Kadang
kulit salak juga di gunakan dalam traditional china medicine/jamu
sebagai bahan obat. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat
manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak
yang muda digunakan untuk bahan rujak. Selain produk olahan buah salak
tersebut, mahasiswa KKN 2014 juga dapat mengembangkan produk olahan buah
salak berupa selai salak.